Rahasia Kesuksesan Pendidikan Finlandia
Finlandia resmi menjadi bagian dari komunitas Eropa pada bulan maret tahun 1992. Nama resmi negara ini adalah Republik Finlandia, tetapi penduduk Finlandia memanggil Negara mereka “suomi” yang
berarti pulau rawa dan danau. Finlandia memiliki luas area 338.145 km
dengan jumlah penduduk 5.223.442 jiwa. Sebelum tahun 1990 Finlandia
menggantungkan pendapatan negaranya pada sektor pertanian. Tetapi
sekarang Finlandia terkenal sebagai salah satu pusat teknologi dunia.
Sebut saja Nokia dan semua orang langsung mengenalinya sebagai produk
dari Finlandia.
Semuanya ini tidak lepas dari lonjakan perkembangan pendidikan yang dilakukan
Finlandia. Dari tahun 2000 sampai tahuun 2009 Finlandia masuk ke jajaran
top di peringkat PISA (Programme for International Student Assessment).
Dengan sumber daya yang terbatas dan anggaran yang lebih kecil ($3.000
dollar lebih kecil dari Amerika, dihitung per anak) Finlandia mampu
menghasilkan murid-murid yang lebih unggul dari pada murid-murid di
Amerika dalam bidang science dan Math.
Apa rahasianya? Mari kita cermati bersama-sama dari tiga aspek: politik, guru proses dan kebudayaan.
Politik
Berawal
dari kebijakan eksekutif Finlandia yang menginginkan Negara mereka maju
dalam bidang tekhnologi. Pada tahun 1990 Finlandia melakukan
desentralisasi pendidikan dan mengadakan beberapa kebijakan
utama seperti: kurikulum nasional yang ketat, gelar master bagi semua
guru bukan lagi sarjana, dalam satu kelas terdapat sampai tiga guru (dua
guru fokus pada penyampaian materi, satu guru menemani mereka yang
masih tertinggal dalam pelajaran).
Satu
yang perlu dicatat, perubahan politik yang terjadi di Finlandia tidak
merubah kebijakan pendidikan, sehingga apa yang diprogramkan terus
berjalan. Hasilnya hanya dalam 14 tahun Finlandia menjadi Negara dengan
pendidikan nomor satu di dunia dengan tingkat drop out murid hanya 2%.
Guru
Guru
merupakan profesi yang sangat dihargai meski gaji merekapun tidak
tinggi. hal ini diperkuat dengan kebijakan perekrutan guru yang
sangat ketat di Finlandia sehingga guru menjadi profesi yang
prestisius. Sebagai perbandingan, di amerika 47% guru berasal dari 1/3
mahasiswa dari peringkat bawah (akademik), di Finlandia calon guru
berasal dari mahasiswa 10 besar di kampus, yang masih akan
disaring dengan lebih ketat. Dalam masa training calon guru ditemani
satu guru senior yang akan memberikan umpan balik atas materi yang akan
diajarkan dan cara mengajar di kelas. Dengan demikian calon guru akan
memiliki lebih banyak manfaat dari pengalaman guru senior.
Profesi
guru di Finlandia sangat menarik dan menantang. Guru bahkan memiliki
peran yang penting dalam pembuatan dan perubahan kurikulum. Penilaian
(assessment)murid pun lebih besar dilakukan oleh guru bukan dengan
sistem ujian nasional. Hal ini sengaja dibuat agar kaum muda tertantang
untuk mengajar dan memanfaatkan apa yang telah mereka dapatkan dengan
gelas masternya.
Proses
Pendidikan
di Finlandia menekankan pada pentingnya deteksi dan intervensi dini
akan kesulitan atau hambatan yang ditemui murid. Berbeda dengan
kebanyakan negara yang umumnya mendeteksi kesulitan dengan mengadakan
evaluasi yang biasanya hanya mengukur satu komponen. Finlandia bertindak
dengan cara yang berbeda. Pendidikan di FInlandia percaya bahwa deteksi
dini dan intervensi dini adalah bagian dari proses belajar mengajar
yang dilakukan. Sehingga setiap anak yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran akan dideteksi lebih dini dan disediakan bantuan individual
secepatnya untuk menangani masalah tersebut.
Bagaimana
guru kelas di Finlandia bisa melakukan hal ini? Jawabnya ada pada
jumlah guru yang bisa mencapai tiga orang untuk satu kelas. Selain itu
rata-rata jam mengajar guru Finlandia lebih kecil 111 jam dibandingkan
rata-rata jam mengajar guru di negara yang tergabung dalam OECD (guru
OECD rata-rata mengajar 703 jam selama setahun sedangkan guru Finlandia
mengajar 592 jam selama setahun). Waktu ekstra guru di FInlandia lebih
banyak digunakan untuk mendukung murid yang memerlukan perhatian khusus.
Murid
yang memerlukan perhatian khusus akan di bawa ke kelas yang terpisah
dan disediakan rencana pembelajaran individual. Dengan melakukan hal
ini, pendidikan Finlandia menjamin bahwa tidak ada murid yang tertinggal
dalam pembelajaran. Jangan salah paham, tindakan ini mereka lakukan
dengan sangat elegan. Di Finlandia bahkan ada banyolan yang mengatakan
bahwa murid khusus adalah murid yang selama pendidikannya belum pernah
mendapatkan perhatian khusus. Hal ini menandakan bahwa di Finlandia
pemberian perhatian khusus di kelas yang terpisah merupakan hal yang
wajar.
Dukungan
bagi guru yang menemui murid dengan kebutuhan perhatian khusus
disediakan melalui tim perkembangan murid yang ada disetiap sekolah di
Finlandia. Tim perkembangan murid ini terdiri dari guru kelas, psikolog
sekolah, konselor pendidikan, dan kepala sekolah. Tim ini bertemu setiap
minggu membicarakan kasus yang ditemui murid-murid seperti kekerasan,
kesulitan belajar, dan perilaku non social. Setiap kasus dicari
solusinya secara individual. Sehingga guru tidak merasa sendirian dalam
menangani anak yang memerlukan perhatian khusus.
Kebudayaan
Masyarakat
Finlandia sangat menghargai pendidikan. Hal ini terlihat terutama dari
penghargaan masyarakat terhadap profesi gugu. Suasana kekeluargaan yang
akrab sangat terasa di dalam rumah-rumah warga Finlandia. Dalam suatu
wawancara dengan wartawan BBC, beberapa orang tua mengaku sedikit
memaksa anaknya untuk berprestasi. Tetapi hal itu mereka lakukan dalam jangkauan yang wajar.
Bagaimana
dengan Indonesia? Yuk kita lakukan yang bisa kita lakukan. Bagi orang
tua mari kita ciptakan suasana yang menyenangkan untuk anak belajar di
rumah. Sebagai guru, yuk mari kita tingkatkan pengetahuan dan terus
belajar cara mengajar dari guru-guru yang lebih senior dan ahli. Sebagai
pemangku kebijakan, yuk mari ciptakan kebijakan yang memberi situasi
yang kondusif untuk perkembangan pendidikan Indonesia.
Salam pendidikan.
NB: Tulisan ini juga penulis publish di kompasiana di sini