Belajar Dari Whole Brain Teaching

Tidak terasa sudah satu semester kita memasuki tahun ajaran baru. Semula saya sangat bersemangat untuk menerapkan metode ini di kelas saya. Tapi sayang sekali saya belum bisa menerapkannya seratus persen. Karena sekolah tempat saya mengajar memiliki standar operasional sendiri yang dalam penerapannya bersinggungan dengan pelaksanaan WBT.

Seperti  penggunaan stiker untuk award bagi murid yang memenuhi indiktor karakter, keberadaan ayat hapalan dan tata tertib hapalan yang akan pada intinya hampir sama dengan penggunaan lima peraturan kelas WBT. Hal - hal ini membuat saya merasa tidak bisa menerapkan metode WBT. 



Jadilah saya hanya menerapkan sedikit dari metode yang sakti ini. Meski begitu saya menyaksikan sendiri kebenaran filosofi dan pengamatan penemu WBT. Berikut adalah hal-hal yang saya saksikan sesuai dengan yang saya temui di ruang kelas:

  1. Teriakan untuk mendapatkan perhatian dan untuk menenangkan kelas tidak pernah menyelesaikan masalah, bahkan anak-anak akan mengulang berteriak kepada anak-anak lain yang dianggap bersalah. Menurut saya ini merupakan bentuk kekerasan secara verbal. Dan ini pasti bukan keinginan setiap kita bukan?
  2. Persiapan di luar kelas sangat menentukan keberhasilan seorang guru di dalam kelas. Saat saya mulai merasa sudah menguasai materi dan sanggup menguasai kelas, saat itu pulalah keadaan kelas terasa kering dan anak-anak mudah terdistorsi oleh sedikit saja gangguan. Saya rasa setiap guru pasti pernah merasakannya juga.
  3. Metode apapun yang saat ini berhasil, akan menjadi usang dan tidak diperhatikan murid pada akhir semester. Hal ini saya alami dengan teknik klass yaa. Pada semester awal, murid - murid sangat berminat dan cepat merespon setiap kali saya berkata kllaaaas. tetapi pada pertengahan semester muriid murid sudah mulai terlihat bosan dengan nada dan ucapan yang itu-itu saja. Saat -saat seperti ini penulis WBT menyarankan kita untuk mempersiapkan beberapa alternatif nada dan gerakkan untuk mempertahankan minat dan perhatian murid.
Aneh tapi nyata, apa yang saya alami ternyata telah dialamui juga oleh penemu WBT. Harusnya tidak aneh sih, bukankan di bawah matahari ini tidak ada hal yang baru?


Salam pendidikan.

Mister Nuel


NB: Tapi saat saya menulis ini, saya melihat sebuah solusi, bukankan saya tetap bisa melakukan hapalan dan tata tertib dan reward bentuk apapun dengan teknik WBT tetapi materinya berasal dari materi sekolah saya. Ah kenapa tidak terpikirkan dari kemarin ya....

Popular posts from this blog

Kumpulan Tips dan Teknik Mengajari Anak Membaca

Guru Juga Manusia

“Whole Brain Teaching” Metode Sakti Manajemen Kelas