Whole Brain Teaching Indonesia

Wow. Itu respon pertama saya saat menemukan blog ini berada di halaman pertama pencarian google dengan keyword "Whole Brain Teaching Indonesia". Sungguh tidak menyangka. Rupanya guru di Indonesia mulai melirik WBT, sama seperti saya. Dan bukan hanya melirik, beberapa guru bahkan telah mempraktekkan WBT untuk mengajarkan mata pelajaran yang diampunya. Seperti pengakuan seorang guru Fisika di Banjarnegara yang menyebutkan bahwa penggunaan metode WBT ini telah mampu meningkatkan pemahaman dan nilai murid-murid. (Untuk lengkapnya silahkan kunjungi link Kompasiana berikut ). Dalam forum WBT  juga saya temukan seorang guru preschool yang telah mulai menggunakan dan menyebarkan metode WBT ini ke rekan-rekan guru lainnya.  Membaca pengakuan guru-guru tersebut saya jadi tambah bersemangat untuk menerapkan WBT di kelas.

Yah, selama ini saya belum bisa menerapkan WBT karena sebagai guru baru saya belum memiliki kelas sendiri. Tapi tahun ajaran baru ini saya dipercaya menjadi wali kelas TK B. Jika  sewaktu menjadi guru pendamping saya hanya sempat menggunakan teknik "class yes" maka sekarang saya akan bisa menggunakan semua teknik yang diajarkan di WBT.

Sedikit sharing penggunaan "class yes". Untuk anak usia 3-4 tahun atau TK kecil saya temui masih sedikit kesulitan untuk mengikuti teknik ini. Hal ini bisa dijelaskan dengan teori bahwa pada usia ini anak sedang mengembangkan kemampuannya untuk mengikuti lebih dari satu instruksi secara berurutan. Jadi pada waktu saya berkata "K'laaas!" mereka bukannya menjawab "Yaaa!" melainkan ikut berkata "K'laaas!" dan kamipun tertawa bersama.  Baru setelah diulang beberapa kali mereka mampu untuk mengikuti teknik ini.

Meski memerlukan pengulangan beberapa kali teknik "class yes" ini terbukti sangat efektif menarik fokus anak-anak kepada guru. Sedikit berbeda dengan kelas TK B yang berusia sekitar 5 tahun. Anak-anak kelas TK B lebih cepat menangkap dan menangkap instruksi teknik "class yes" ini.  Pada waktu murid-murid TK besar (usia 5 tahun-an) latihan bersama untuk wisuda misalnya. Keadaan sangat ramai karena dua kelas dijadikan satu. Anak-anak bergerombol dengan teman sekelompok yang akrab, satu kelompok di sisi kelas, satu kelompok di sisi kelas lainnya.

Dengan suara keras saya berkata "K'laaaas!' dan sekitar 75% murid-murid menjawab "Yaaaa!"
"Ah, belum semuanya. Sekali lagi, "ujar saya.

"K'laaaaas...!" Dan SEMUA anak di kelas menjawab dengan kompak "Yaaa....!"

Seandainya Bapak Ibu ada di sana dan melihat mata mereka.Meminjam istilah Chris Biffle "It's teacher's heaven". Teknik WBT benar-benar bisa menarik perhatian murid. Kelas yang tadinya kacau balau menjadi fokus 100% terhadap guru. Dan itu baru satu teknik.

Penasaran dengan teknik lainnya? Segera kunjungi situs WBT dan sering-sering mampir ke blog ini. Promosi, heheh.

Oya ...berkenaan dengan libur summer, WBT juga mengadakan kuis bedah buku lo. Lumayan setiap memberikan jawaban yang memenuhi persyaratan atas pertanyaan yang diajukan bisa mendapat 25 poin. Poin yang didapat ini bisa digunakan untuk mendapatkan sertifikat WBT. Saya juga ikutan, kepengin bisa dapat sertifikatnya.


Jika Bapak/Ibu juga menerapkan WBT di kelas, atau Bapak/Ibu memiliki minat dan atau pertanyaan seputaran WBT saya sangat berharap Bapak/Ibu berkenan untuk  berbagi.
Bapak/Ibu bisa menghubungi e-mail saya di imanueldaepanny@gmail.com



Terima kasih sudah membaca.

Denpasar, 16 Juni 2013

Imanuel Dae Panny

Popular posts from this blog

Kumpulan Tips dan Teknik Mengajari Anak Membaca

Guru Juga Manusia

“Whole Brain Teaching” Metode Sakti Manajemen Kelas